Wednesday, May 5, 2010

MIE AYAM WIBOWO



MIE AYAM WIBOWO

Pinggir Jalan Rasa Restauran


Pernahkah anda menikmati mie ayam, dan berhari hari setelahnya masih terngiang ngiang rasanya di lidah? Pendek kata, ngangenin. Itu pula yang saya alami beberapa waktu lalu. Semangkuk mie ayam baso yamien, hingga kini rasanya masih membekas di lidah. Bawaannya, pengin kembali mendatangi ‘mie ayam’ nan menggoda selera itu.


Namanya Wibowo. Pria asal Grobogan Kabupaten Purwodadi Jateng ini baru sebulan-an menggelar dagangannya di Bandung. Sebelumnya ia telah lebih 15 tahun di Jakarta Utara. Selama itu pula ia menjadi kuli rumah makan ‘terkenal’ khusus mie dan akhirnya menjadikannya koki kepala. Keputusan apa yang membuat ia memberanikan diri untuk membuka usaha sendiri, meski harus diawali dari dagang di pinggir jalan?




Awalnya ia tidak berani untuk membuka usahanya. Sang istri yang asli Bandung membujuknya, agar ia berani membuka usaha sendiri. Perhitungan istrinya, keahlian ia memasak dan mengolah mie biasa menjadi luar biasa di restaurant itu menurutnya sudah cukup. Apalagi yang menghalangi? Istrinya beranggapan, lebih baik menjadi besar dari yang kecil dan bersusah susah dulu, daripada seumur hidup harus menjadi ‘kuli’ rumah makan besar.


Dengan keyakinan itu pula, Bowo memberanikan dirinya untuk membuka gerai kaki lima-nya di Bandung. Dengan modal dan sedikit tabungan yang ia punya, ia memesan roda, meja dan peralatan makan untuk keperluan jualannya. Mencari tempat yang strategis, adalah langkah terakhir yang dipikirkan oleh Bowo dan istrinya. Pilihan itu akhirnya jatuh di kawasan Jalan Sukajadi Atas Bandung, trotoar gereja Laurentius dan sekolah-an Aloysius. Pasarnya jelas, para pengantar murid sekolah serta mereka yang datang beribadah ke tempat tersebut. Namun demikian, mereka yang sedang melintas dijalan tersebut, juga menjadi target pembelinya.



Bowo ditemani istrinya yang juga mulai piawai menyiapkan mie ayam, membuka usahanya jam 10 pagi. Dalam sebulan terakhir ini, ia telah banyak dikunjungi pembelinya. Tak jarang, terlihat mobil berderet parkir di sekeliling roda jualannya. Dalam kondisi ramai, jam tiga sore ia telah selesai menggelar dagangannya.


Meylan 21 tahun, seorang pembeli yang ditemui di lokasi pada akhir April lalu mengatakan, ia dalam seminggu bisa 3 x datang ke Mie Ayam Wibowo. Mahasiswi PTS di bilangan Bandung utara itu merasa ketagihan. Menurutnya, rasa mie ayam Wibowo benar benar pas di lidah, cocok untuk hidangan makan siang. Siang itu, Meylan bahkan mengajak serta 3 orang temannya. Bahkan ia juga memesan 2 bungkus, untuk kedua orang tuanya dirumah.


Anda mau mencobanya???





No comments: